Sabtu, 05 Oktober 2013

FUNGSI DAN PERANAN MASJID SEBAGAI PEMBINAAN UMAT

(Islamic Worldview Yayasan Attaqwa Pamulang)
Ahad, 06 Oktober 2013

Oleh : Dr. H. Halfian Lubis, SH., MA

Pengertian
Secara harfiyah kata masjid berasal dari bahasa Arab, sajada-yasjudu-sajdan. Kata Sajada artinya bersujud, patuh, taat, serta tunduk penuh hormat dan ta'dzim. kata Sajada menjadi kata masjid yang artinya tempat sujud menyembah Allah SWT. 
Secara etimologi, masjid adalah menunjuk suatu tempat (bangunan) yang fungsi utamanya sebagai tempat shalat bersujud menyembah Allah SWT.

Secara terminologis, masjid dipahami jauh lebih luas daripada sekedar tempat sujud atau shalat saja. Masjid menjadi pusat kegiatan dan pembinaan umat. Di antara sekian banyak fungsi masjid sebagaimana dicontohkan pada masa Rasulullah antara lain sebagai tempat latihan perang, balai pengobatan tentara muslim, tempat menerima tamu. Tempat penahanan tawanan perang pengadilan, tempat ibadah, tempat menuntut ilmu, tempat pembinaan jama’ah, pusat dakwah dan kebudayaan, pusat kaderisasi umat Islam, dan lain-lain.


Beberapa permasalahan tentang pengelolaan masjid
Kondisi masjid dewasa ini jauh dari kondisi masjid jaman Rasulullah. Beberapa fakta yang dapat disaksikan tentang masjid dewasa ini adalah:
a.    Masjid besar dan banyak namun sepi jamaah.
b.    Toilet masjid kurang terawat, kotor, bau, serta tidak mencerminkan bahwa umat Islam mencintai keindahan dan kebersihan. Juga Karpet atau alas yang jarang dicuci.
c.    Masjid dikelola apa adanya tanpa manajemen yang baik. Sumber pendanaan masjid masih sekedar mengandalkan permintaan sumbangan dari masyarakat.
d.    Masjid hanya untuk ibadah ritual shalat. Setelah itu masjid sepi dan dikunci. Tidak ada diskusi, bedah buku/kitab, kajian tematis, rapat mengenai strategi pengumpulan dan penyaluran ZISWAF yang efektif dan efisien, apalagi sebagai tempat untuk menuntut ilmu-ilmu dunia, seperti pelatihan komputer, kewirausahaan, kesenian, dsb.
e.    Jama’ah masjid terbesar adalah orang-orang tua, sepi dari remaja maupun pemuda. Remaja dan pemuda enggan aktif di organisasi remaja masjid karena dominasi orang tua yang tidak memberikan ruang gerak bagi remaja. Kenyataan di lapangan,
f.     Konflik antar jama’ah masih sering terjadi. 

Permasalahan ekonomi umat
1.    Indonesia merupakan bagian dari negara besar di dunia yang struktur ekonominya sangat timpang. Hal ini terjadi karena basis ekonomi yang strategis hanya dimonopoli oleh segelintir orang, yaitu kalangan feodal- tradisional dan masyarakat modern-kapitalis dengan konsep ekonomi “ribawi”.
2.    Mayoritas masyarakat Indonesia yang kebetulan beragama Islam sampai saat ini kondisi ekonominya hampir secara keseluruhan masih berada pada titik rendah dan terpuruk.
3.    Arah pembangunan ekonomi masih berpihak pada kaum kapitalis dan merugikan kaum dhuafa’. Merebaknya supermaket yang didukung oleh modal besar kaum feodal berdampak pada tersingkirnya pedagang kecil (retail). Super market dan mini market muncul di mana-mana, sementara pedagang retail dan pasar tradisional banyak yang gulung tikar.
4.    Berdasarkan dari BPS (per Februari 2008) bahwa angka pengangguran di Indonesia telah mencapai 9,43 juta orang. Dan diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat 2 juta per tahun, dan dapat dipastikan bahwa sebahagian besar adalah ummat Islam

Perlunya Memunculkan Solusi Baru
Banyak sarana yang disediakan dan dirasa mampu meminimalisir kesenjangan ekonomi umat, yaitu dengan memaksimalkan peran-peran lembaga pemberdayaan ekonomi Islam seperti wakaf, zakat dan lembaga ekonomi makro seperti baitul mal wat tamwil. Lembaga seperti zakat dan baitul maal pada masa awal Islam sampai masa keemasan peradaban Islam menempati peranan yang strategis dalam menjawab kesenjangan ekonomi umat. Bahkan konsep ini kemudian diadopsi menjadi konsep pemasukan keuangan Negara.

Masjid sebagai Sentra Kekuatan ummat
Masjid adalah “rumah Allah”, tempat umat Islam menyatakan ketundukan dan kepasrahan total kepada al-Khaliq, Tuhan semesta Alam, Yang Maha Rahman lagi Maha Rahim, Allah swt. Mentakmirkan masjid secara komprehensif adalah aksi kesalihan sosial di bumi- Nya sebagai pengejawantahan nyata dari kesalihan personal.
Masjid dapat menjadi sentral kekuatan umat. Di masa lalu, pada masa Nabi, masjid dapat diperankan secara maksimal sebagai sentral umat Islam untuk berbagai kegiatan

Fungsi Masjid pada masa awal Islam
Berdasarkan fakta sejarah Masjid memiliki fungsi yang sangat luas, (Quraish Shihab,1996:462)

  1. Tempat ibadah (salat,zikir)
  2. Tempat pendidikan,
  3. Tempat santunan sosial,
  4.  Tempat mengatur strategi militer;
  5. Tempat pengobatan para korban perang;
  6. Tempat konsultasi masalah ekonomi, sosial, budaya,
  7. Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa;
  8. Aula dan tempat menerima tamu ;
  9. Tempat menawan tawanan perang;
  10. Tempat menyampaikan fatwa.
Kriteria Masjid yang Sempurna
Berdasarkan hasil muktamar Risalah Masjid di Makkah pada tahun 1975 (Quraish Shihab, 1996:463), disepakati bahwa katagore masjid yang berperan secara baik dan sempurna, apabila memiliki;

  • Ruangan shalat yang memenuhi syarat-syarat kesehatan;
  • Ruangan khusus wanita;
  • Ruangan pertemuan dan perpustakaan;
  • Ruangan poliklinik;
  • Ruangan bermain, berolah-raga, khususnya bagi para remaja.
Pengembangan ekonomi berbasis masjid
Salah satu kegiatan ekonomi, khususnya di bidang ekonomi dan pengentasan kemiskinan adalah pembentukan BMT (Baitul Mal Wattamwil) berbasis Masjid.
Masjid dengan aktifitas kegiatan ekonomi yang dimotori oleh BMT akan sanggup menjadi basis pemberdayaan ekonomi para jamaahnya, maupun umat Islam di sekitarnya secara luas.

Baitul Mal Wattamwil (BMT)
BMT memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai bait al-mal dan bait altamwil.
Sebagai bait al-mal, BMT mempunyai fungsi sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ), yang berperan dalam penyalurannya, disamping kepada delapan ashnaf (kelompok penerima zakat) yang ada, BMT juga menyalurkan –terutama infaq dan shadaqah- kepada pihak-pihak atau orang-orang di luar delapan ashnaf  di atas, termasuk dalam pemberian santunan.

Peranan Baitul Mal
a.    Program bina pendidikan dengan membantu beasiswa atau biaya pendidikan (SPP) bagi anak asuh di tingkat SD atau sekolah menengah atau bahkan sampai perguruan tinggi.
b.    Program lain yang dirasakan sangat urgen adalah membantu masjid, pesantren dan para guru TPQ, terutama dalam menyediakan keperluan keuangan.

Peranan BMT
Dalam bidang tamwil, BMT menyiapkan dana pembiayaan yang diperuntukkan untuk kegiatan usaha mikro. Dalam mempercepat program pembiayaan, BMT menawarkan dua model produk pembiayaan, yaitu mudharabah dan murabahah. Pemberdayaan ekonomi umat melalui penyediaan modal usaha dengan model mudharabah maupun murabahah merupakan program yang diharapkan saling menguntungkan antara pihak BMT dan nasabah.

Perlunya Lembaga Pendukung
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tidak seorangpun baik orang kaya maupun terkenal yang mampu bertahan dalam pergaulan  tanpa lembaga atau organisasi  yang mendukungnya. Ia tidak akan mendapat tempat yang berarti di dalam pergaulan masyarakat jika tidak didukung oleh lembaga/organisasi yang kuat.
Terbatasnya kemampuan seseorang menyebabkan ia tidak sanggup mengerjakan seluruh fungsi yang dibutuhkan seorang diri. Dengan adanya team work yang kuat, seberat apa pun tugas yang diemban, akan dapat diselesaikan dengan baik.

Refleksi ke Depan
Peran masjid dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat telah ada contohnya dalam sejarah dan tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah Saw. Dan sahabat, yaitu dengan dibentuknya baitul mal.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis masjid memiliki prospek yang cukup cerah karena didukung oleh kondisi masyarakat yang terus mengalami transformasi ke arah modernitas dengan menyiapkan tenaga di bidang manajemen yang ahli, jujur, dan ikhlas.

Terima kasih.