A. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dan paling utama dibanding dari makhluk-makhluk Allah lainnya yang ada di alam jagat raya ini. Salah satu di antara kemuliaan dan keutamaan yang diberikan Allah adalah potensi diri yang berupa jasmani dan rohani, termasuk di dalamnya akal dan hati sanubari yang sungguh berbeda dengan potensi yang diberikan Allah kepada makhluk-makhluk lainnya. Potensi-potensi tersebut pada dasarnya dapat diberdayakan seoptimal mungkin untuk melakukan berbagai aktivitas yang baik dan berstatus ibadah, sehingga dapat mendorong dirinya untuk berprestasi, guna menjadi "orang shalih".
B. Pembahasan
Manusia ketika baru dilahirkan ia tidak mengetahui sesuatu. Ia tidak memiliki kemampuan melakukan berbagai aktivitas yang baik dan berstatus ibadah, tetapi ia diberi potensi yang sangat luhur, mulia dan berharga oleh Allah SWT yang dapat diberdayakan untuk kepentingan dan kesejahteraan hidupnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nahl ayat 78 :
"Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia (Allah) telah memberimu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur."
Ayat tersebut memerintahkan agar manusia dapat memanfaatkan potensi panca inderanya untuk belajar sepanjang hayat dan benar-benar dioptimalkan agar mengalami peningkatan iman, taqwa, ilmu, ibadah, dan amal shalih.
Al-Qur'an mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan SDM dengan memberikan petunjuk dan bimbingan yang sangat tegas, jelas, akurat, dan terpercaya, guna pemanfaatan dan pemberdayaan potensi yang dimiliki untuk kepentingan dan kesejahteraan hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat, sehingga benar-benar termotivasi untuk menjadi orang yang: kreatif, dinamis, kompetitif, produktif, visioner, dan berguna bagi dirinya dan orang lain dalam bingkai kesalehan individu dan sosial.
Adapun pengembangan potensi diri untuk berprestasi dalam bingkai menjadi hamba Allah yang shalih pada prinsip dasarnya kita harus senantiasa bergerak dan mengambil tindakan yaitu dengan ber-"amal shalih". Sebagai makhluk paling sempurna, sesungguhnya kita ditakdirkan Allah sebagai makhluk berorientasi amal shalih.
Mengapa kita harus beramal shalih?
"Aktivitas amal shalih" yang kita lakukan akan membuka peluang dan jalan untuk meraih "kesuksesan" dalam kehidupan. Aktivitas amal shalih kita menentukan setinggi apakah nilai kita dalam kehidupan. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Najm ayat 39.
"Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya."
QS. Al-An'am ayat 132.
" Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan amal shalih ysng dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan."
Beramal shalihlah secara maksimal (maximize action) kalau kita mengharapkan perkembangan, kemajuan, dan kesuksesan hadir dalam kehidupan kita. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seorang pekerja jika ia berbuat dengan sebaik-baiknya." (HR. Ahmad).
Keputusan kita sekarang : "Menentukan Amal Shalih Apa yang Harus Kita Lakukan"? Ketika kita mengetahui dengan jelas amal shalih apa yang kita inginkan, maka ide-ide akan datang pada saat yang tidak kita sangka sekalipun.
Contoh/Studi kasus:
Langkah-langkah praktis yang dapat kita lakukan dalam rangka pengembangan potensi diri untuk berprestasi dalam bingkai menjadi hamba Allah yang shalih sehingga kinerja kita mencapai hasil yang sempurna ialah :
Contoh/Studi kasus:
- Jack Canfield menemukan ide buku "Chicken Soup for the Soul" di saat ia sedang mandi.
- Newton menemukan Hukum Gravitasi saat duduk di bawah pohon apel.
- Einstein memikirkan Teori Relativitas saat ia sedang beristirahat karena demam.
- Dll. (termasuk Archimedes berteriak Eureka menemukan ide saat sedang mandi juga)
Langkah-langkah praktis yang dapat kita lakukan dalam rangka pengembangan potensi diri untuk berprestasi dalam bingkai menjadi hamba Allah yang shalih sehingga kinerja kita mencapai hasil yang sempurna ialah :
- Kerja Ikhlas; Kerja ikhlas merupakan pengabdian kepada Allah yang dilandasi niat semata-mata mengharap ridha-Nya. Sebuah aksi yang dilakukan tanpa pamrih, akan menghasilkan nilai tambah yang sangat besar bagi diri kita pribadi maupun lingkungan kita.
- Kerja Keras; Bekerja sungguh-sungguh dengan mengarahkan segenap daya dan kemampuan yang ada dalam menyelesaikan tugas-tugas kita merupakan inti dari kerja keras. Menurut Jansen Sinamo (Ethos 21), "Pengembangan potensi kita terlaksana melalui bekerja keras, karena bekerja keras adalah pengerahan energi bio-psiko-spiritual yang selain membentuk karakter dan kompetensi kita, juga sekaligus membuat diri kita sehat dan kuat lahir-batin".
- Kerja Cerdas; Yakni suatu pekerjaan yang dilakukan menggunakan otak (ilmu) sehingga hasilnya menjadi lebih efektif dan efisien.
- Kerja Kualitas; Merupakan pekerjaan yang dilakukan secara konsisten, sungguh-sungguh, cermat, tepat, sesuai standar dan tidak asal-asalan, sehingga mencapai mutu yang tinggi. Kerja kualitas berarti menghasilkan lebih dari yang diharapkan dengan ketepatan, kecepatan, dan hasil yang maksimal.
- Kerja Tuntas; Yakni bekerja dengan berpedoman pada rencana yang realistis dan terstruktur serta segera menyelesaikannya (tidak menunda-nunda). Menuntaskan pekerjaan bukan berarti hanya menyelesaikannya sesuai dengan target, tetapi juga memiliki semangat untuk menyempurnakan apa yang telah dikerjakan dan mengevaluasinya agar pekerjaan selanjutnya bisa menjadi lebih baik.
- Kerja Lugas; Dalam bekerja, kita harus tegas dan berani mengatakan : "TIDAK" pada sesuatu yang kita yakini tidak benar. Bekerja lugas juga berarti kita harus bertindak cepat dan tepat.
- Kerja Antusias; Sikap ini akan membawa kita pada pikiran, perasaan, dan tindakan yang positif. Sikap antusias menimbulkan gairah positif yang meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain, membuat kita lebih terbuka terhadap ide-ide atau peluang baru. Memiliki sikap kerja antusias berarti kita akan selalu mendapatkan kemuliaan dan senantiasa bersemangat menghadapi kehidupan, karena merupakan wujud "ihsan".
- Kerja Selaras; Merupakan pekerjaan yang kita lakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku disertai tanggung jawab yang tinggi, jujur, adil dan telaten (tekun, cermat, teliti).